Cari Blog Ini

Jumat, 27 Agustus 2010

Rabu, 30 Juni 2010

fosil


FOSIL
DALAM CATATAN MASA LALU DAN SEKARANG,
MENGUPAS TENTANG EVOLUSI REPTIL, GAJAH, DAN MANUSIA


I.       Pendahuluan
Sebagian dari kita mungkin pernah menyanyakan, dari mana asal usul kita? Seperti apa nenek moyang kita? Bagaimana cara mereka hidup serta seperti apa wujud mereka itu? Hal tersebut bisa kita jawab secara mendetail bila kita mempelajari tentang evolusi serta sejarah, kedua ilmu tersebut memang secara rinci menceritakan kejadian masa lampau dan terlebih lagi sekarang berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang sains terutama di DNA mitokondria, dengan mudah melacak keberadaan serta asal usul manusia.
Semua hal yang berkaitan tentang masa lampau dapat kita jumpai di dalam museum, disitu dapat kita jumpai berbagai fosil serta replika–replika yang menceritakan  suatu kejadian masa lampau, meliputi tentang evolusi yang terjadi pada manusia hingga kejadian-kejadian geologi.
II.    Rumusan Masalah
Setelah melakukan observasi di museum Ronggowarsito, muncullah suatu permasalah yang berkaitan tentang evolusi
  1. Bukti-bukti apa saja yang mengatakan manusia, gajah, dan reptil mengalami evolusi.?
III. Pembahasan
Evolusi biologi meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang merupakan bukti pengaruhnya pada kehidupan di masa lampau dan sekarang.darwin membuktikan kebenaran evolusi sebagian besar dengan bukti-bukti dari penyebaran geografis spesies dan dari bukti fosil, tetapi kita tidak akan membatasi pembahasan hanya pada kedua kategori bukti-bukti ini.
a.      Biogeografi
Penyebaran geografis spesies Biogeografi adalah hal yang pertama kali memberi ide akan adanya evolusi pulau-pulau memiliki banyak spesies tumbuhan dan hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak ditemukan ditempat lain) namun sangat erat hubungan kekerabatannya dengan spesies di daratan terdekat atau di lingkungan sekitarnya.[1]
Jika persebaran merata ke seluruh belahan bumi maka pada tiap tempat seharusnya dpt ditemukan spesies yang sama dg mudah ttp kondisi lingkungan seringkali tidak mendukung hidup organisme tsb, serta adanya barrier/ penghalang sehingga suatu organisme tidak dapat mencapai tempat tersebut.
b.      Catatan fosil
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di California. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.
Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Sisa-sisa organisme.
2.      Terawetkan secara alamiah.
3.      Pada umumnya padat/kompak/keras.
4.      Berumur lebih dari 11.000 tahun.
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:
1.      Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
2.      Mengalami pengawetan
3.      Terbebas dari bakteri pembusuk
4.      Terjadi secara alamiah
5.      Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
6.      Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu[2].

Pergantian bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama keteruann dalam pohon kehidupan.sebagai contoh penampakan kronologis dari kelas-kelas hewan vetebrata  yang berbeda-beda, dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vetebrata lain, disusul kemudian oleh amphibian, diikuti reptilian, kemudian mamalia dan aves. Urutan ini sesuai dnegan sejarah keturunan vetebrata sebagaimana diungkapkan oleh banyak jenis bukti lainnya. Sebaliknya, ide  bahwa semua spesies diciptakan satu demi satu pada waktu yang hampir sama memperkirakan bahwa semua kelas vetebrata akan muncul pertama kali pada catatan fosil dalam bebetuan dengan umur yang sama, yang ternyata berlawanan dengan apa yang sesungguhnya diamati oleh para ahli paleontology.
c.       Anatomi perbandingan
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan anatomi antara spesies yang dikelompokkan ke dalam kategori taksonomi yang sasma. Sebagai contoh, banyak elemen kerangka yang samsa menyusun tungkai depan manusia, meskipun tungkai tersebut mempunyai fungsi yang sangat berbeda hal tersebut disebut dengan homolog, sebagai contoh: struktur tungkai depan dari tetrapoda (amphibia sampai mamalia), tungkai depan monyet, tikus, babi, paus, kuda, lumba-lumba yang mempunyai fungsi berbeda tetapi struktur dasarnya mirip Selain apa bila terjadi suatu kemiripan struktur, proses fisiologinya secara filogenetik mempunyai hubungan yang jauh ttp menunjukkan kesamaan fungsi hal tersebut dinamakan analogi, sebagai contoh: sayap serangga, sayap burung, sayap kelelawar        kaki serangga dan vertebrata.
d.      Embriologi perbandingan
Perkembangan embrio semua vetebrata memperlihatkan keseragaman yang mencolok. Hal ini terlihat jelas pada waktu terjadinya pembelahan, morfogenesis, dan tahap deferensiasi awal. Persamaan-persamaan ini sering dipergunakan sebagai bukti hubungan evolusi antar vetebrata[3]
Perbedaan hewan-hewan dalam kelas vertebrata adalah banyak sedikitnya kuning telur. Pada fase awal terbentuknya embrio terdapat banyak kemiripan tetapi tahap akhir perkembangan menunjukkan perbedaan sesuai induk masing-masing.
Perbandingan perkembangan embrio tersebut dianggap sebagai pengulangan jalur evolusi secara singkat[4]. 
e.       Biologi molekuler
Hubungan evolusi di antara spesies dicerminkan dalam DNA dan proteinnya, dalam gen dan produk gennya. Jika dua spesies memiliki pustaka gen dan protewin dengan urutan monomer yang sansgat bersesuaian, urutan itu pasti disalin dari nenek moyang yang sama.[5]
 Berdasarkan data-data diatas dapat di ketahui masa manusia, gajah (mammoth), reptil purba yang hidup pada zaman pra sejarah
1.      Manusia.
Pada dasarnya manusia purba yang ada di indonesia ada tiga macam yaitu:
a.   Memiliki tulang pipi yang tebal
b.  Memiliki otot kunyah yang kuat
c.   Memiliki tonjolan kening yang menyolok
d.  Memiliki tonjolan belakang yang tajam
e.   Tidak memiliki dagu
f.    Memiliki perawakan yang tegap
g.   Memakan jenis tumbuhan
Doc. pribadi
a.   Tinggi badan sekitar 165 - 180 cm
b.  Volume otak berkisar antara 750 - 1350 cc
c.   Bentuk tubuh & anggota badan tegap tetapi tidak setegap megantropus.
d.  Alat pengunyah dan alat tengkuk tidak sekuat megantropus.
e.   Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
f.    Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi.
g.   Bentuk hidung tebal
h.   Bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde.
i.     muka menonjol ke depan,dahi miring ke belakang
Doc. pribadi
C. Homo
a.   Volume otaknya antara 1000 - 1200 cc
b.  Tinggi badan antara 130 - 210 cm
c.   Otot tengkuk mengalami penyusutan
d.  Muka tidak menonjol kedepan
e.   Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna[6]
Doc. pribadi
2.      Gajah
Gajah adalah binatang darat terbesar di bumi. Tubuh raksasa mereka berukuran hampir sebesar rumah bertingkat satu. Bobot seekor gajah menyamai berat sekitar 50 orang. Umur gajah biasanya mencapai 70 tahun.
Umumnya, gajah hidup berkelompok dengan jumlah anggota 30 ekor. Seekor gajah betina mengawasi kawanannya, dan yang lain bekerja sama melaksanakan perintah sang pemimpin. Dalam kawanan ini senantiasa terdapat disiplin ketat dan jenjang kepemimpinan.
Belalai adalah harta paling berharga bagi gajah. Ia mampu melakukan sejumlah fungsi yang berbeda. Pada tahun 1700-an, para ilmuwan percaya bahwa belalai gajah tersusun atas satu otot saja. Tapi, penelitian modern kemudian membantahnya.
Otot penyusun tubuh manusia berjumlah sekitar 639 buah, sedangkan pada belalai gajah berjumlah puluhan ribu. Otot ini menyerupai lingkaran yang saling bertumpuk satu di atas yang lain sehingga memungkinkan gajah bergerak dengan sangat leluasa.
Belalai tersusun atas dua kelompok otot utama. Otot yang bersambungan secara diagonal memungkinkan belalai untuk membengkok dan berputar ke arah mana pun. Kelompok otot ini memungkinkan belalai berfungsi layaknya pengungkit. Ia mampu mengangkat beban yang berat. Kelompok otot lainnya memungkinkan gajah melakukan pekerjaan paling rumit dengan sistem kendali super canggih.
Bagian belalai ini sama terampilnya dengan jari-jemari manusia. Belalai bukanlah sekadar hidung gajah. Ia adalah segalanya. Bila belalainya cedera, seekor gajah akan mati dalam waktu singkat.
Pendukung teori evolusi menyatakan, ciri-ciri istimewa pada binatang terbentuk dengan sendirinya, sedikit demi sedikit, secara bertahap tanpa perancangan sengaja. Namun, rancangan rumit dan sempurna pada belalai gajah dapat berfungsi hanya jika ratusan ribu otot ada secara bersamaan dan bekerja secara bersamaan pula. Misalnya, jika satu kelompok saja dari otot ini tidak ada, maka gajah takkan mampu menggerakan belalainya dan akan segera mati. Namun, gajah telah menggunakan belalai mereka dengan baik sejak jutaan tahun yang lalu.
Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi hingga menjadi bentuknya yang sempurna sebagaimana sekarang. Jika teori ini benar, maka gajah yang tidak memiliki jaringan kenyal ini pada kakinya takkan mampu berjalan sejak hari pertama mereka muncul ke dunia, dan karenanya akan mati kelaparan dan kehausan.
Ini tidak terjadi, sebab sejak awal gajah telah dicptakan dalam bentuknya yang memang telah lengkap dan sempurna, tanpa kekurangan sedikit pun. Ini semua menunjukkan kita pada satu kenyataan penting: gajah adalah bukti kesempurnaan ciptaan Sang Maha agung lagi Maha Mengetahui. Dialah Allah, Pencipta segala sesuatu[7].

Doc. Pribadi

3.      Reptile
Reptilia merupakan salah satu kelas hewan bertulang belakang (vetebrata). Dari ordo reptilia yang dulu begitu banyak, kini yang hidup hnaya tinggal empat kelompok yaitu; buaya dan kerabatnya, kadal, kadal cacing dan ular, kura-kura dan tuantara dari selandia baru.
Reptilia yang hidup saat ini dapat dikenal dengan mudah lewat suatu kombinasi ciri-ciri. Reptilia berdarah dingin dengan kata lain tidak memiliki suhu badan sendiri yang tetap, melainkan tergantung pada lingkungan sekitarnya. Akibatnya ialah bahwa kebanyakan reptilian yang kita jumpai di daerah tropis dan subtropis. Giginya (bila ada) tersusun sangat sederhana. Tengkoraknya hanya memiliki tonjolan  bada bagian belakang. Rahang bawah yang terdiri atas beberapa bagian tulang bersendi engsel dengan tengkorak lewat tulang segi empat. Tulang ini dapat tumbuh terpadu erat dengan tengkorak (tidak dapat bergerak) seperti pada buaya. Kura-kuradan tuatara. Pada ular dan kadal tulang segi empat yang terpadu dengan tengkorak dapat bergerak sehingga mulutnya dapat dibuka agak lebar, kulitnya bersisik, jantungnya terdiri dari satu bilik yang tidak terbagi (pada buaya hamper seluruhnya oleh sekat pemisah) dan dua serambi terpisah. Karena bentuk jantung seperti itu darah yang kaya zat asam dan yang miskin zat asam tercampur      
Fosil tertua, cotylosauria atau moyang reptilian yang ditemukan di dadlam batu-batuan dari zaman karbon telah punah selama 300 juta tahun yang lalu. Sebelum zaman itu, amphibian merupakan hewan satu-satunya yang mampu mempertahankan sebagian hidupnya di dardatn dan di luar air, kelompok ini sekarang masih diwakili oleh kodok, salsamander, salamander cacing. Amphibian masa kini terpaksa harus berukuran kecil sampai sedang karena sebagian bernafas melalui kulitnya dan untuk itu berbanding dengan volumenya. Tetapi selama pada zaman karbon. Pada satu kelompok amphibia bernasaf melalui paru-paru dan beberapa mencapai ukuran sangat besar dan kelompok ini dinamakan Reptilia[8].

Doc. Pribadi

IV.           Analisis

Seperti yang telah di jabarkan di atas, menurut kajian evolusi kejadian manusia, gajah dan reptile itu melibat berbagai fase sebelum seperti yang sekarang kita ketahui.
Seperti firman Allah SWT:
وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ آَيَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ ﴿4﴾
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS Al Jaatsiyah[45]:4)
V.  Kesimpulan
Bukti evolusi meliputi tentang:

1.      Biogeografi
2.      Catatan fosil
3.      Anatomi perbandingan
4.        Embriologi perbandingan

VI.           Penutup
Demikianlah makalah yang saya buat, apabila terjadi suatu kesalahan, pemakalah mohon maaf sebesar besarnya. Kritik dan saran saya buka selebar-lebarnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih  

DAFTAR PUSTAKA

Campbell Mitchell-Reece. Biologi Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2003
W. Kimbal, John .  Biologi Jilid 3 Erlangga. Jakarta. 1992
Ichtiar Van hoeve baru,. Ensiklopedia Indonesia seri fauna PT. ikrar mandiri abadi.. jakarta 2003.
Handbook evolusi, Nur Hayati. M. Si
Doc. Pribadi
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil27/06/2010


[1] Mitchell-Reece, Campbell. Biologi Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2003 hlm: 15
[3] John . W. Kimball Biologi Jilid 3 Erlangga. Jakarta. 1992
[4] Handbook evolusi, Nur Hayati
[5]  Ibid Mitchell-Reece, Campbell. Biologi hlm 17
                          
[8] Van hoeve baru, ichtiar. Ensiklopedia Indonesia seri fauna PT. ikrar mandiri abadi.. jakarta 2003. hlm 8-10

Senin, 28 Juni 2010

manfaat biji kelor


BIJI KELOR SEBAGAI PENJERNIH ATAU PENGOLAH AIR LIMBAH

I.       PENDAHULUAN
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Pengunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia.
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak, mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.

II.    RUMUSAN MASALAH
1.  Apa saja macam limbah air?
2.  Apa saja dampak buruk air limbah?
3.  Bagaimana proses penjernihan air dengan menggunakan biji kelor?
4.  Apa saja keuntungan dan kerugian penjernihan air dengan biji kelor?

III. PEMBAHASAN
1.      Apa saja macam limbah air?
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang di buang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air. Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (Domestic)  maupun industri (Industry).
Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting:
1.  Tinja (faeces) berpotensi mengandung mikroba patogen.
2.  Air seni (urine) umumnya mengandung nitrogen dan fosfor serta kemungkinan kecil mengandung mikroorganisme.
3.  Grey water merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci, dan kamar mandi. Grey water sering disebut juga dengan istilah Sullage.
Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba patogen banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan air.
Air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam proses produksi. Di industri, air umumnya memiliki beberapa fungsi.
a)      Sebagai air pendingin, untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses industri.
b)      Untuk mentransportasikan produk bahan baku.
c)      Sebagai air proses, misal sebagai umpan boiler, pada pabrik minuman dan sebagainya.
d)      Untuk mencuci dan membilas produk dan atau gedung serta instalasi.
Berbeda dengan air limbah rumah tangga, zat-zat yang terkandung di dalam air limbah industri sangat bervariasi sesuai dengan pemakaiannya di masing-masing industri. Oleh karena itu, dampak yang diakibatkannya juga sangat bervariasi, bergantung kepada zat-zat yang terkandung di dalamnya[1].
2.      Apa saja dampak buruk air limbah?
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak buruk bagi mahluk hidup dan lingkungan. Beberapa dampak buruk yaitu:
a)      Gangguan kesehatan
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air (waterborne disease). Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapdat menimbulkan gangguan kesehatan bagi mahluk hidup yang mengkonsumsinya.
b)      Penurunan kualitas lingkungan.
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misal sungai dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai contoh, bahan organik yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dadpat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut (Dissolved oxygen) di dalam sungai tersebut. Dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Adakalanya, air limbah juga dapat menembus ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun, sehingga tidak dapat lagi dapat digunakan sesuai peruntukannya.
c)      Gangguan terhadap keindahan
Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh sederhana adalah air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima. Walaupun pigman tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindadhan terhadap badan air penerima tersebut.
Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan keindahdan pada badan air tersebut.
d)      Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air limbah) dan bangunan air kotor  lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material[2].
3.      Bagaimana proses penjernihan air dengan menggunakan biji kelor?
Air beserta sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh mahluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan memelihara kesehatannya. Air yang mengisi lebih dari dua pertiga bagian dari seluruh permukaan bumi, memberi tempat hidup yang 300 kali lebih luas dari pada daratan, akan tetapi sebagian besar dari air tersebut tidak dapat langsung digunakan untuk kepentingan mahluk hidup. Hanya 1% yang merupakan air manfaat yang dapat dipergunakan sebagai air bersih, untuk menjadi air bersih / air minum harus mengalami suatu Teknologi.
Teknologi yang diterapkan mulai dari pengambilan air baku, pengolahan air untuk menjadi air bersih yang sangat tergantung kualitas sumber air baku, kemudian melaui system distribusi melalui perpipaan ke area pelayanan.
Pengolahan Air dilakukan pada air baku yang pada hakekatnya tidak memenuhi standar kualitas air minum/bersih yang berlaku, sehingga unsur-unsur yang tidak memenuhi standar perlu dihilangkan ataupun dikurangi, agar seluruh air memenuhi standar yang berlaku. Hal ini dilaksanakan dengan pengolahan air. Teknologi untuk pengolahan air yang sangat tergantung dari sumber air baku dengan kualitas air yang bermacam-macam untuk dapat diolah.
Pusat-pusat pengolahan air perkotaan atau municipal water treatment dengan skala besar mengolah air dengan cara menambahkan senyawa kimia penggumpal (coagulants) ke dalam air kotor yang akan diolah. Dengan cara tersebut partikel-partikel yang berada di dalam air akan menjadi suatu gumpalan yang lebih besar lalu me- ngendap. Baru kemudian air di bagian atas yang bersih dipisahkan untuk digunakan keperluan sehari-hari. Namun demikian, zat kimia penggumpal yang baik tidak mudah dijumpai di berbagai daerah terpencil. Andaipun ada pasti harganya tidak terjangkau oleh masyarakat setempat.

Salah satu alternatif yang tersedia secara lokal adalah penggunaan koagulan alami dari tanaman yang barangkali dapat diperoleh di sekitar kita. Penelitian dari The Environmental Engineering Group di Universitas Leicester, Inggris, telah lama mempelajari potensi penggunaan berbagai koagulan alami dalam proses pengolahan air skala kecil, menengah, dan besar.Penelitian mereka dipusatkan terhadap potensi koagulan dari tepung biji tanaman Moringa oleifera. Tanaman tersebut banyak tumbuh di India bagian utara, tetapi sekarang sudah menyebar ke mana-mana ke seluruh kawasan tropis, termasuk Indonesia[3]. Di Indonesia tanaman tersebut dikenal sebagai tanaman kelor dengan daun yang kecil-kecil.


Tanaman tersebut juga dikenal sebagai tanaman “drumstick” karena bentuk polong buahnya yang memanjang meskipun ada juga yang menyebut sebagai “horseradish” karena rasa akarnya menyerupai “radish”.
Kelor (moringa oliefera) termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki ketingginan batang 7 -11 meter. Di jawa, Kelor sering dimanfaatkan sebagai tanaman pagar karena berkhasiat untuk obat-obatan. Pohon Kelor tidak terlalu besar. Batang kayunya getas (mudah patah) dan cabangnya jarang tetapi mempunyai akar yang kuat. Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang yang disebut klentang (Jawa). Buahnya pula berbentuk kekacang panjang berwarna hijau dan keras serta berukuran 120 cm panjang. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa).

Budidaya tanaman Moringa atau kelor memerlukan pemeliharaan yang sangat minimal dan dapat tahan pada musim kering yang panjang. Cepat tumbuh sampai ketinggian 4-10 meter, berbunga, dan menghasilkan buah hanya dalam waktu 1 tahun sejak ditanam. Tanaman tersebut tumbuh cepat baik dari biji maupun dari stek, bahkan bila ia ditanam di lahan yang gersang yang tidak subur. Sehingga baik bila dikembangkan di lahan-lahan kritis yang mengalami musim kekeringan yang panjang.
Biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru dipanen setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat melayang “terbang” ke mana-mana.
Biji tak berkulit tersebut kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa. Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya. Untuk menangani air sebanyak 20 liter (1 jeriken), diperlukan jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml).
Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.

Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor tersebut melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.
Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.
Proses pembersihan tersebut menurut hasil penelitian yang telah dilaporkan mampu memproduksi bakteri secara luar biasa, yaitu sebanyak 90-99,9% yang melekat pada partikel- partikel padat, sekaligus menjernihkan air, yang relatif aman (untuk kondisi serba keterbatasan) serta dapat digunakan sebagai air minum masyarakat setempat[1].
Namun demikian, beberapa mikroba patogen masih ada peluang tetap berada di dalam air yang tidak sempat terendapkan, khususnya bila air awalnya telah tercemar secara berat. Idealnya bagi kebutuhan air minum yang pantas, pemurnian lebih lanjut masih perlu dilakukan, baik dengan cara memasak atau dengan penyaringan dengan cara filtrasi pasir yang sederhana.
1.      Apa saja keuntungan dan kerugian penjernihan air dengan biji kelor?
Adapun keuntungan dan kerugiannya dapat dilihat dibawah ini
Keuntungan :
  1. Caranya sangat mudah.
  2. Tidak berbahaya bagi kesehatan.
  3. Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh.
  4. Kualitas air lebih baik.
  5. Kuman berkurang (zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang, air lebih cepat mendidih.)

    Kerugian
  1. Kelor tidak terdapat disemua daerah.
  2. Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari berikutnya.
  3. Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil[2].

II.    KESIMPULAN
Pada dasarnya penjernihan air menggunakan biji kelor adalah sebuah langkah alternatif yang tidak mengandung suatu resiko, namun bukan berarti penjernihan air dengan biji kelor ini tidak melibatkan reaksi kimia, karena apa? Karena tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam air. Serta kelebihan dalam penggunaannya tidak hanya mudah juga, kualitasnya terjamin, akan tetapi pemanfaatan biji kelor ini hanya sebatas, produksi rumahan saja, dikarenakan tidak semua wilayah terdapat pohon kelor, dan penggunaannya terbatas pada saat diproduksinya.

III. PENUTUP
Demikianlah makalah saya buat, apabila terdapat suatu kesalahan, pemakalah mohon maaf, sekiranya ada kritik dan saran, saya terima dengan senang hati. Selebihnya, semoga makalah yang saya buat ini, membawa berkah bagi kita semua, amien. Terima kasih, wassalam.

  

DAFTAR PUSTAKA
FG Winarno, Senior scientist M-Brio Biotekindo, Guru Besar Bioteknologi Unika Atma Jaya, Biji Kelor Untuk Bersihkan Air Sungai, Kompas, Jakarta 2005
M. Mulia, Ricki. Lingkungan kesehatan. Graha ilmu. Yogyakarta. 2001





[1] Winarno, FG Senior scientist M-Brio Biotekindo, Guru Besar Bioteknologi Unika Atma Jaya, Biji Kelor Untuk Bersihkan Air Sungai, Kompas,

 


[1] Ricki M. Mulia. Lingkungan kesehatan. Graha ilmu. Yogyakarta. 2001 hlm: 67
[2] Ibid, kesehatan lingkungan. Hlm: 71