Cari Blog Ini

Rabu, 30 Juni 2010

fosil


FOSIL
DALAM CATATAN MASA LALU DAN SEKARANG,
MENGUPAS TENTANG EVOLUSI REPTIL, GAJAH, DAN MANUSIA


I.       Pendahuluan
Sebagian dari kita mungkin pernah menyanyakan, dari mana asal usul kita? Seperti apa nenek moyang kita? Bagaimana cara mereka hidup serta seperti apa wujud mereka itu? Hal tersebut bisa kita jawab secara mendetail bila kita mempelajari tentang evolusi serta sejarah, kedua ilmu tersebut memang secara rinci menceritakan kejadian masa lampau dan terlebih lagi sekarang berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang sains terutama di DNA mitokondria, dengan mudah melacak keberadaan serta asal usul manusia.
Semua hal yang berkaitan tentang masa lampau dapat kita jumpai di dalam museum, disitu dapat kita jumpai berbagai fosil serta replika–replika yang menceritakan  suatu kejadian masa lampau, meliputi tentang evolusi yang terjadi pada manusia hingga kejadian-kejadian geologi.
II.    Rumusan Masalah
Setelah melakukan observasi di museum Ronggowarsito, muncullah suatu permasalah yang berkaitan tentang evolusi
  1. Bukti-bukti apa saja yang mengatakan manusia, gajah, dan reptil mengalami evolusi.?
III. Pembahasan
Evolusi biologi meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang merupakan bukti pengaruhnya pada kehidupan di masa lampau dan sekarang.darwin membuktikan kebenaran evolusi sebagian besar dengan bukti-bukti dari penyebaran geografis spesies dan dari bukti fosil, tetapi kita tidak akan membatasi pembahasan hanya pada kedua kategori bukti-bukti ini.
a.      Biogeografi
Penyebaran geografis spesies Biogeografi adalah hal yang pertama kali memberi ide akan adanya evolusi pulau-pulau memiliki banyak spesies tumbuhan dan hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak ditemukan ditempat lain) namun sangat erat hubungan kekerabatannya dengan spesies di daratan terdekat atau di lingkungan sekitarnya.[1]
Jika persebaran merata ke seluruh belahan bumi maka pada tiap tempat seharusnya dpt ditemukan spesies yang sama dg mudah ttp kondisi lingkungan seringkali tidak mendukung hidup organisme tsb, serta adanya barrier/ penghalang sehingga suatu organisme tidak dapat mencapai tempat tersebut.
b.      Catatan fosil
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di California. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.
Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Sisa-sisa organisme.
2.      Terawetkan secara alamiah.
3.      Pada umumnya padat/kompak/keras.
4.      Berumur lebih dari 11.000 tahun.
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:
1.      Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
2.      Mengalami pengawetan
3.      Terbebas dari bakteri pembusuk
4.      Terjadi secara alamiah
5.      Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
6.      Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu[2].

Pergantian bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain mengenai cabang utama keteruann dalam pohon kehidupan.sebagai contoh penampakan kronologis dari kelas-kelas hewan vetebrata  yang berbeda-beda, dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang paling tua dari semua vetebrata lain, disusul kemudian oleh amphibian, diikuti reptilian, kemudian mamalia dan aves. Urutan ini sesuai dnegan sejarah keturunan vetebrata sebagaimana diungkapkan oleh banyak jenis bukti lainnya. Sebaliknya, ide  bahwa semua spesies diciptakan satu demi satu pada waktu yang hampir sama memperkirakan bahwa semua kelas vetebrata akan muncul pertama kali pada catatan fosil dalam bebetuan dengan umur yang sama, yang ternyata berlawanan dengan apa yang sesungguhnya diamati oleh para ahli paleontology.
c.       Anatomi perbandingan
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan anatomi antara spesies yang dikelompokkan ke dalam kategori taksonomi yang sasma. Sebagai contoh, banyak elemen kerangka yang samsa menyusun tungkai depan manusia, meskipun tungkai tersebut mempunyai fungsi yang sangat berbeda hal tersebut disebut dengan homolog, sebagai contoh: struktur tungkai depan dari tetrapoda (amphibia sampai mamalia), tungkai depan monyet, tikus, babi, paus, kuda, lumba-lumba yang mempunyai fungsi berbeda tetapi struktur dasarnya mirip Selain apa bila terjadi suatu kemiripan struktur, proses fisiologinya secara filogenetik mempunyai hubungan yang jauh ttp menunjukkan kesamaan fungsi hal tersebut dinamakan analogi, sebagai contoh: sayap serangga, sayap burung, sayap kelelawar        kaki serangga dan vertebrata.
d.      Embriologi perbandingan
Perkembangan embrio semua vetebrata memperlihatkan keseragaman yang mencolok. Hal ini terlihat jelas pada waktu terjadinya pembelahan, morfogenesis, dan tahap deferensiasi awal. Persamaan-persamaan ini sering dipergunakan sebagai bukti hubungan evolusi antar vetebrata[3]
Perbedaan hewan-hewan dalam kelas vertebrata adalah banyak sedikitnya kuning telur. Pada fase awal terbentuknya embrio terdapat banyak kemiripan tetapi tahap akhir perkembangan menunjukkan perbedaan sesuai induk masing-masing.
Perbandingan perkembangan embrio tersebut dianggap sebagai pengulangan jalur evolusi secara singkat[4]. 
e.       Biologi molekuler
Hubungan evolusi di antara spesies dicerminkan dalam DNA dan proteinnya, dalam gen dan produk gennya. Jika dua spesies memiliki pustaka gen dan protewin dengan urutan monomer yang sansgat bersesuaian, urutan itu pasti disalin dari nenek moyang yang sama.[5]
 Berdasarkan data-data diatas dapat di ketahui masa manusia, gajah (mammoth), reptil purba yang hidup pada zaman pra sejarah
1.      Manusia.
Pada dasarnya manusia purba yang ada di indonesia ada tiga macam yaitu:
a.   Memiliki tulang pipi yang tebal
b.  Memiliki otot kunyah yang kuat
c.   Memiliki tonjolan kening yang menyolok
d.  Memiliki tonjolan belakang yang tajam
e.   Tidak memiliki dagu
f.    Memiliki perawakan yang tegap
g.   Memakan jenis tumbuhan
Doc. pribadi
a.   Tinggi badan sekitar 165 - 180 cm
b.  Volume otak berkisar antara 750 - 1350 cc
c.   Bentuk tubuh & anggota badan tegap tetapi tidak setegap megantropus.
d.  Alat pengunyah dan alat tengkuk tidak sekuat megantropus.
e.   Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat
f.    Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi.
g.   Bentuk hidung tebal
h.   Bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde.
i.     muka menonjol ke depan,dahi miring ke belakang
Doc. pribadi
C. Homo
a.   Volume otaknya antara 1000 - 1200 cc
b.  Tinggi badan antara 130 - 210 cm
c.   Otot tengkuk mengalami penyusutan
d.  Muka tidak menonjol kedepan
e.   Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna[6]
Doc. pribadi
2.      Gajah
Gajah adalah binatang darat terbesar di bumi. Tubuh raksasa mereka berukuran hampir sebesar rumah bertingkat satu. Bobot seekor gajah menyamai berat sekitar 50 orang. Umur gajah biasanya mencapai 70 tahun.
Umumnya, gajah hidup berkelompok dengan jumlah anggota 30 ekor. Seekor gajah betina mengawasi kawanannya, dan yang lain bekerja sama melaksanakan perintah sang pemimpin. Dalam kawanan ini senantiasa terdapat disiplin ketat dan jenjang kepemimpinan.
Belalai adalah harta paling berharga bagi gajah. Ia mampu melakukan sejumlah fungsi yang berbeda. Pada tahun 1700-an, para ilmuwan percaya bahwa belalai gajah tersusun atas satu otot saja. Tapi, penelitian modern kemudian membantahnya.
Otot penyusun tubuh manusia berjumlah sekitar 639 buah, sedangkan pada belalai gajah berjumlah puluhan ribu. Otot ini menyerupai lingkaran yang saling bertumpuk satu di atas yang lain sehingga memungkinkan gajah bergerak dengan sangat leluasa.
Belalai tersusun atas dua kelompok otot utama. Otot yang bersambungan secara diagonal memungkinkan belalai untuk membengkok dan berputar ke arah mana pun. Kelompok otot ini memungkinkan belalai berfungsi layaknya pengungkit. Ia mampu mengangkat beban yang berat. Kelompok otot lainnya memungkinkan gajah melakukan pekerjaan paling rumit dengan sistem kendali super canggih.
Bagian belalai ini sama terampilnya dengan jari-jemari manusia. Belalai bukanlah sekadar hidung gajah. Ia adalah segalanya. Bila belalainya cedera, seekor gajah akan mati dalam waktu singkat.
Pendukung teori evolusi menyatakan, ciri-ciri istimewa pada binatang terbentuk dengan sendirinya, sedikit demi sedikit, secara bertahap tanpa perancangan sengaja. Namun, rancangan rumit dan sempurna pada belalai gajah dapat berfungsi hanya jika ratusan ribu otot ada secara bersamaan dan bekerja secara bersamaan pula. Misalnya, jika satu kelompok saja dari otot ini tidak ada, maka gajah takkan mampu menggerakan belalainya dan akan segera mati. Namun, gajah telah menggunakan belalai mereka dengan baik sejak jutaan tahun yang lalu.
Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi hingga menjadi bentuknya yang sempurna sebagaimana sekarang. Jika teori ini benar, maka gajah yang tidak memiliki jaringan kenyal ini pada kakinya takkan mampu berjalan sejak hari pertama mereka muncul ke dunia, dan karenanya akan mati kelaparan dan kehausan.
Ini tidak terjadi, sebab sejak awal gajah telah dicptakan dalam bentuknya yang memang telah lengkap dan sempurna, tanpa kekurangan sedikit pun. Ini semua menunjukkan kita pada satu kenyataan penting: gajah adalah bukti kesempurnaan ciptaan Sang Maha agung lagi Maha Mengetahui. Dialah Allah, Pencipta segala sesuatu[7].

Doc. Pribadi

3.      Reptile
Reptilia merupakan salah satu kelas hewan bertulang belakang (vetebrata). Dari ordo reptilia yang dulu begitu banyak, kini yang hidup hnaya tinggal empat kelompok yaitu; buaya dan kerabatnya, kadal, kadal cacing dan ular, kura-kura dan tuantara dari selandia baru.
Reptilia yang hidup saat ini dapat dikenal dengan mudah lewat suatu kombinasi ciri-ciri. Reptilia berdarah dingin dengan kata lain tidak memiliki suhu badan sendiri yang tetap, melainkan tergantung pada lingkungan sekitarnya. Akibatnya ialah bahwa kebanyakan reptilian yang kita jumpai di daerah tropis dan subtropis. Giginya (bila ada) tersusun sangat sederhana. Tengkoraknya hanya memiliki tonjolan  bada bagian belakang. Rahang bawah yang terdiri atas beberapa bagian tulang bersendi engsel dengan tengkorak lewat tulang segi empat. Tulang ini dapat tumbuh terpadu erat dengan tengkorak (tidak dapat bergerak) seperti pada buaya. Kura-kuradan tuatara. Pada ular dan kadal tulang segi empat yang terpadu dengan tengkorak dapat bergerak sehingga mulutnya dapat dibuka agak lebar, kulitnya bersisik, jantungnya terdiri dari satu bilik yang tidak terbagi (pada buaya hamper seluruhnya oleh sekat pemisah) dan dua serambi terpisah. Karena bentuk jantung seperti itu darah yang kaya zat asam dan yang miskin zat asam tercampur      
Fosil tertua, cotylosauria atau moyang reptilian yang ditemukan di dadlam batu-batuan dari zaman karbon telah punah selama 300 juta tahun yang lalu. Sebelum zaman itu, amphibian merupakan hewan satu-satunya yang mampu mempertahankan sebagian hidupnya di dardatn dan di luar air, kelompok ini sekarang masih diwakili oleh kodok, salsamander, salamander cacing. Amphibian masa kini terpaksa harus berukuran kecil sampai sedang karena sebagian bernafas melalui kulitnya dan untuk itu berbanding dengan volumenya. Tetapi selama pada zaman karbon. Pada satu kelompok amphibia bernasaf melalui paru-paru dan beberapa mencapai ukuran sangat besar dan kelompok ini dinamakan Reptilia[8].

Doc. Pribadi

IV.           Analisis

Seperti yang telah di jabarkan di atas, menurut kajian evolusi kejadian manusia, gajah dan reptile itu melibat berbagai fase sebelum seperti yang sekarang kita ketahui.
Seperti firman Allah SWT:
وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِنْ دَابَّةٍ آَيَاتٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ ﴿4﴾
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS Al Jaatsiyah[45]:4)
V.  Kesimpulan
Bukti evolusi meliputi tentang:

1.      Biogeografi
2.      Catatan fosil
3.      Anatomi perbandingan
4.        Embriologi perbandingan

VI.           Penutup
Demikianlah makalah yang saya buat, apabila terjadi suatu kesalahan, pemakalah mohon maaf sebesar besarnya. Kritik dan saran saya buka selebar-lebarnya. Semoga bermanfaat. Terima kasih  

DAFTAR PUSTAKA

Campbell Mitchell-Reece. Biologi Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2003
W. Kimbal, John .  Biologi Jilid 3 Erlangga. Jakarta. 1992
Ichtiar Van hoeve baru,. Ensiklopedia Indonesia seri fauna PT. ikrar mandiri abadi.. jakarta 2003.
Handbook evolusi, Nur Hayati. M. Si
Doc. Pribadi
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil27/06/2010


[1] Mitchell-Reece, Campbell. Biologi Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2003 hlm: 15
[3] John . W. Kimball Biologi Jilid 3 Erlangga. Jakarta. 1992
[4] Handbook evolusi, Nur Hayati
[5]  Ibid Mitchell-Reece, Campbell. Biologi hlm 17
                          
[8] Van hoeve baru, ichtiar. Ensiklopedia Indonesia seri fauna PT. ikrar mandiri abadi.. jakarta 2003. hlm 8-10

Tidak ada komentar: