Apa yang dahulu pernah dikatakan Martin Luther (1483-1546), "you're not only responsible for what you say, but also for what you do n0t say," barangkali belum terlalu lengkap. Pesan tersebut niscaya akan lebih bermanfaat kalau ditambah dengan, "it's n0t WHAT you say, but HOW you say that counts".
Anda akan percaya itu setelah mendengar kisah berikut. Pada zaman dulu seorang raja Jawa suatu hari bermimpi semua giginya tanggal. Lantaran terganggu mimpinya, sejak itu pikirannya tidak tentram. Hari berikutnya ia memanggil peramal kerajaan untuk menjelaskan arti mimpinya.
Begitulah. Setelah mendengar penuturan sang raja tentang mimpinya, peramal kemudian menjelaskan artinya, "Maafkan hamba, mimpi itu berarti tak lama lagi semua saudara-saudara paduka akan meninggal, dan Paduka akan hidup sendirian".
Mendengar penjelasan tersebut. Raja tersentak kaget bercampur murka. Karena tidak berkenan dengan penuturan nya, si peramal diusir keluar dari istana. Keesokan harinya, raja meminta didatangkan peramal lain untuk menjelaskan arti mimpinya.
Dengan tenangnya si peramal kedua menjelaskan isi ramalannya, "Berbahagialah baginda. Mimpi itu berarti Baginda akan berumur panjang, bahkan usia baginda bisa melebihi usia saudara-saudara Baginda. Selamat! Panjang umur wahai raja!"
mendengar penjelasan si peramal, legalah hati sang raja. Lantaran puas, si peramal, legalah hati sang raja. Lantaran puas, si peramal mendapat hadiah pundi-pundi berisi emas dan berlian.
Dikutip dari intisari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar